Indonesia itu beragam. Sebuah keniscayaan, tidak terbantahkan. Indonesia terkomposisi dari berbagai suku, tidak perlu disebutkan satu-persatu, pasti sahabat pun sudah tahu. Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, bahkan ada pula penghayat kepercayaan.
Bisa jadi, tidak mudah mengelola segala perbedaan itu. Benturan dan gesekan sangat mungkin setiap hari terjadi. Namun, berpuluh tahun Indonesia ternyata bisa melewatinya. Berpuluh tahun kita telah hidup berdampingan.
Dalam situasi perbedaan, demi keharmonisan dan perdamaian, hendaknya yang banyak melindungi yang sedikit dan begitu pula sebaliknya. Terminologi mayoritas dan minoritas hendaknya tidak selalu dibentur-benturkan. Toh, banyak belum tentu sepenuhnya benar. Karena kebenaran tak dapat diukur dari jumlah pengikutnya
Pancasila adalah solusi para pendiri bangsa. Agar, perbedaan dapat diakomodir dalam satu kesatuan. Kita tidak mempermasalahkan panggung, namun jangan ada yang lupa. Karena bangsa kita membutuhkan persatuan.
Baca Juga: Bisa jadi Alternatif Saat Google Photo Tidak Gratis Lagi
Setiap warga negara, wajib patuh terhadap aturan. Berasal dari golongan mayoritas atau minuritas. Aturan hukum harus dijalankan. Tidak ada alasan hukum tak berjalan. Siapa pun yang melanggar harus ditindak. Itulah fungsi negara, adil tanpa melihat latar belakang.
Jangan pula mengatasnamakan mayoritas lalu jemawa melabrak segalanya. Padahal mayoritas dan jumlah banyak bisa jadi hanya klaim. Show of force belaka, padahal bisa jadi semua tedesain sedari mula. Jangan mengatasnamakan orang banyak hanya untuk melawan hukum.
Baca Juga: Pesona Keindahan Klenteng Cu An