Thursday, July 3, 2025

Creating liberating content

Creating an Online Menu...

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past...

Digital Medium for Art?...

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past...

How Bookeh Became a...

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past...

Video Games as a...

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past...
HomeHalo Dunia EdukasiMalam Ini Bulan...

Malam Ini Bulan Purnama, Hanya Terjadi 3 Tahun Sekali, Kok Bisa?

Halodunia – Fenomena Bulan purnama umumnya terjadi di sekitar tanggal pertengahan bulan. Namun, untuk bulan September ini, fenomena Bulan purnama justru terjadi di awal bulan.

Dilansir dari Live Science, Selasa (1/9/2020), fenomena Bulan purnama di awal bulan ini hanya terjadi setiap tiga tahun sekali.

Pada September 2021 maupun 2022 mendatang, Bulan purnama akan terjadi di pertengahan bulan.

“Sebaliknya ia (bulan purnama di awal bulan) akan kembali terjadi pada awal September 2023,” kata astronom amatir Marufin Sudibyo kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2020).

Marufin berkata bahwa berulangnya fenomena bulan purnama di awal bulan setiap tiga tahun sekali ini disebabkan oleh adanya perbedaan durasi kalender Gregorian dengan kalender Bulan.

Untuk diketahui, kalender Gregorian atau biasa juga disebut dengan kalender Gregorius merupakan kalender yang paling banyak dipakai di dunia barat. Kalender ini berbasis pada periode tropis Matahari.

Nah, periode tropis Matahari ini adalah rentang waktu yang dibutuhkan Matahari untuk bergerak dari sebuah titik Aries (vernal ekuinoks) menuju titik Aries berikutnya yang bersebelahan.

“Derivasinya ke dalam kalender menghasilkan durasi 365 hari atau 366 bila kabisat,” ujarnya.

Sebaliknya, dalam kalender bulan, basisnya adalah periode sinodik Bulan.

Ini dimaksukan sebagai rentang waktu yang dibutuhkan Bulan untuk bergerak dari sebuah titik konjungsi ke titik konjungsi berikutnya yang bersebelahan.

“Periode sinodik itu rata-rata 29,5 hari,” kata dia.

Sehingga, derivasinya dalam kalender Hijriyah akan menghasilkan durasi 354 hari atau 355 hari bila kabisat.

Maka, tahun hijriyah selalu lebih cepat 10-11 hari dibanding tahun Gregorian.

Lebih spesifik lagi, 36 bulan kalender Gregorian relatif setara dengan 37 bulan kalender hijriyah.

Mengingat durasi bulan kalender Gregorian umumnya 30 atau 31 hari, maka dapat diperhitungkan bahwa dalam sekitar tiga tahun, sebuah fenomena fase Bulan seperti purnama atau perbani akan berulang pada tanggal yang sama atau berdekatan bagi kalender Gregorian.

“Inilah penyebabnya kenapa berulang setiap 3 tahun,” ujarnya.

Sebagai catatan, fenomena Bulan purnama di awal bulan ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, dan tidak memiliki dampak tertentu apapun.

Penulis: Ellyvon Pranita Editor: Shierine Wangsa Wibawa

Get notified whenever we post something new!

spot_img

Create a website from scratch

Just drag and drop elements in a page to get started with Newspaper Theme.

Continue reading

Creating an Online Menu Using only Fresh Ingredients to Satiate the Summer Heat

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past few years has impacted the planet in such a way that it caused a ripple effect to happen in various domains. This is exactly why right...

Digital Medium for Art? How and Why you should Support your Favorite Artists

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past few years has impacted the planet in such a way that it caused a ripple effect to happen in various domains. This is exactly why right...

How Bookeh Became a Staple in Photography Globally Starting with the 2010s

The increase in overall pollution that the planet has seen during the past few years has impacted the planet in such a way that it caused a ripple effect to happen in various domains. This is exactly why right...

Enjoy exclusive access to all of our content

Get an online subscription and you can unlock any article you come across.