beritakendari.net Presiden Joko Widodo menegur jajaran menterinya lantaran masih kerap membeli barang impor ketimbang produksi dalam negeri. Salah satu menteri yang ditegur Jokowi yaitu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sebab membeli traktor produksi luar negeri.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menilai itu sebagai suatu yang wajar saja. Dia mengibaratkan seperti orangtua yang menegur anaknya supaya menjadi lebih baik.
“Setiap teguran ke menteri bukan berarti kemarahan. Ibarat orang tua menegur anaknya untuk lebih baik, memenuhi harapan. Itu biasa, hal yang biasa saja,” ujar Ali kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022).
Ali juga menegaskan bahwa Partai NasDem mendukung pernyataan Jokowi untuk membeli dan menggunakan produk dalam negeri untuk semua bidang, termasuk alat dan mesin pertanian (Alsintan).
“Kalau NasDem sangat mendukung apa keinginan Bapak Presiden, dan bukan sampai pada teknologi yang low technology, tetapi yang high technology,” tegasnya.
Namun, Ali mengingatkan alat-alat teknologi seperti yang digunakan dalam industri pertanian harus mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dan mendaftarkannya ke e-catalog sebelum bisa digunakan. Hal ini yang kemudian menjadi kendala banyaknya produksi dalam negeri belum bisa digunakan dengan maksimal.
Sebab, banyak teknologi buatan dalam negeri yang belum bersertifikat SNI dan terdaftar ke e-catalog. Tanpa dua syarat tersebut, penggunaan alat teknolgi dapat bermasalah ke depannya.
“Traktor katakanlah sudah ada di produksi dalam negeri. Tapi kalau dia belum terstandarisasi SNI, dan belum masuk e-catalog, ya Kementerian Pertanian tidak bisa gunakan itu,” kata Ali.
“Ada lembaga lain yang kemudian menentukan itu. Tidak semata-mata Kementerian Pertanian doang. Harus ada kerja sama institusi lain yang menerjemahkan keinginan Bapak Presiden,” imbuhnya.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kenginan Jokowi, perlu ada kerja sama antar kementerian dan lembaga. Misalnya, kata Ali, seperti Kementerian Investasi bisa membantu dengan manambahkan prasyarat alih teknologi kepada setiap produk maupun investor yang masuk ke Indonesia.
“Sehingga kemudian ke depan, 5-10 tahun yang akan datang semua industri dalam negeri sudah menggunakan teknologi dalam negeri,” kata Ali.
NasDem Singgung Keberhasilan Yasin Limpo Sebagai Menteri Pertanian
Meskipun salah satu kadernya yang juga menter pertanian sempat ditegur Jokowi akibat membeli traktor impor, Partai NasDem mengaku cukup bebersar hati. Sebab, Yasin Limpo dinilai cukup berprestasi di jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.
Ali kemudian menyinggung soal keberhasilan Yasin Limpo mempertahankan surplus ekspor pangan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
“Di tengah-tengah pandemi kemarin, salah satu menteri yang tetap bertahan untuk surplus dalam mengekspor itu ya Menteri Pertanian. Kemudian sampai dengan hari ini, salah satu ketersedian pangan itu mampu dipenuhi oleh Kementerian Pertanian,” kata Ali.
“Nah itu, pada sisi capaian yang kemudian NasDem melihat sebagai suatu hal yang positif,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menegur Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dia mengaku jengkel lantaran sejumlah alat dan mesin pertanian (Alsintan) merupakan barang-barang impor, padahal alat tersebut tidak berteknologi tinggi. Hal itu dia ketahui saat menanam jagung di Atambua, Nusa Tenggara Timur pada Kamis (23/3).
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIM), kepala daerah, dan direktur utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/3).
“Alsintan, apa traktor-traktor kaya gitu, bukan hi-tech saja impor. Jengkel saya,” ucap Jokowi saat memberi pengarahan soal Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi kemudian melarang keras Mentan Yasin Limpo untuk membeli alsintan tak berteknologi tinggi dari luar negeri lagi.
“Saya kemarin dari Atambua, menanam jagung. Saya lihat ada traktor, alsintan, saya lihat (impor). Enggak boleh Pak Menteri, enggak boleh,” tegasnya.
Selain Mentan, Jokowi juga menegur sejumlah menteri lainnya. Diantaranya yaitu Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin lantaran beberapa alat kesehatan di rumah sakit daerah masih impor.
Kemudian Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang menghabiskan anggaran Rp2 triliun untuk impor bangku hingga laptop.